Kabupaten
Pemalang dikenal dengan sebutan Pemalang Ikhlas, karena orang-orang yang
tinggal di Pemalang selalu ikhlas dalam melakukan segala kegiatan, sama halnya
juga dengan penulis blog ini J.
Pada tulisan kali ini, saya akan membahas bagaimana perilaku pengemudi sepeda
motor di Kabupaten Ikhlas.
Perkembangan
penggunaan sepeda motor setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan.
Peningkatan tersebut disebabkan karena sepeda motor adalah alat transportasi
yang murah dan praktis serta mudah didapatkan, cukup dengan menyediakan uang
untuk DP dibawah 1 juta sudah bisa membawa pulang 1 buah sepeda motor.
Di
Kabupaten Pemalang, pengguna sepeda motor dapat dikatakan cukup tinggi. Dari
tingginya angka pengguna sepeda motor tersebut, akan berpengaruh terhadap faktor
keselamatan. Faktor yang paling berpengaruh adalah perilaku pengguna sepeda
motor itu sendiri. Tidak jarang banyak pengguna sepeda motor melanggar aturan
lalu lintas yang ada. Pelanggaran yang paling sering dilakukan adalah melanggar
Traffic Light atau Lampu Lalu Lintas.
Pada saat lampu lalu lintas masih menunjukkan warna merah, tidak sedikit
pengemudi sepeda motor yang menerobos.
Gambar dikutip dari http://otomotif.metrotvnews.com/read/2015/02/03/353438/5-ulah-pengendara-yang-bikin-geleng-geleng-kepala?fb_comment_id=796304150424170_797640473623871#fe2c6ec2c
Tidak hanya
itu, jelas-jelas sudah dipasang rambu dilarang putar balik pada persimpangan
yang diatur oleh Traffic Light atau
Lampu Lalu Lintas, eh tetap saja masih ada pengemudi sepeda motor yang putar
balik di persimpangan tersebut. Jelas saja ini sangat membahayakan bagi
pengemudi sepeda motor tersebut dan pengguna jalan lainnya.
Gambar dikutip dari detik.com
Kalau yang
ini, mereka tidak memperhatikan faktor keselamatan pada diri sendiri. Padahal
helm adalah alat perlindungan diri yang wajib digunakan oleh pengendara sepeda
motor untuk melindungi kepala dari benturan karena kepala adalah bagian tubuh
yang paling vital. Ada pengemudi sepeda motor yang sempat saya tanyai,
kebetulan dia adalah teman saya sendiri dan masih seumuran dengan saya, kurang
lebihnya <25 tahun, waktu itu saya tanyakan
kenapa tidak menggunaka helm, jawabannya sangat singkat dengan
menggunakan bahasa medok khas Pemalang “lha wong perek kha, nggo apa nganggo
helm, kaya pan ditilang polisi”, artinya “kan dekat, buat apa pake helm,
emangnya mau ditilang sama polisi”. Hahahaha, mantab sekali jawabannya.
Gambar dikutip dari tegeanblog.com
Jadi, apakah anda
sekalian juga sama perilakunya seperti pengguna sepeda motor di atas ? Mari,
alangkah baiknya kita mengoreksi diri dan kalau masing sayang nyawa, pakai
perlengkapan perlindungan diri yang lengkap saat berkendara.